Klasifikasi Media
Pembelajaran Dalam Pendidikan
Oleh: Devi Media Ningrum
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi
pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia
pendidikan (misalnya teori/konsep baru
dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami
perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing
ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk
melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan
taksonomi media
pendidikan/pembelajaran.
Usaha-usaha
ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy
Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual
(berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz
membedakan antara media siar (telecommunication) dan media
rekam(recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8
kategori:
Ï media audio visual
gerak,
Ï media audio visual
diam,
Ï media audio semi gerak,
Ï media visual gerak,
Ï media visual diam,
Ï media semi gerak,
Ï media audio,
Ï media cetak.
Pengelompokan
menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual,
dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyusun suatu hirarki. Dari hirarki yang
digambarkan oleh Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus
sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan dan keluwesan penggunaannya
semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki
paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, dkk., 1986) juga melakukan pengelompokan
media berdasarkan tingkat kerumitan dan besarnya biaya.
Dalam
hal ini, menurut Schramm ada dua kelompok media yaitu big media (rumit
dan mahal) dan little media (sederhana dan murah). Lebih
jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, dan media
individu, yang didasarkan atas daya liput media.
Beberapa
ahli yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi
media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam
belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media
berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7
macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian
rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas
jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman
audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi,
film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan
dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami
perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok:
1) media hasil teknologi cetak,
2) media hasil teknologi audio-visual,
3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan
4) media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer.
Dari
beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga
saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi media yang baku.
Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup
segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau
memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang
sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang
ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi
tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media
yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan,
fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media
yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar